Couple Tattoo – Renmark
“Let’s get couple tattoo should we? Lucu deh Ay gambar-gambarnya, kamu suka tato dan aku untuk pertama kalinya akan punya juga. Gimana menurutmu?”
Mereka sedang bersantai di apartemen Renjun yang berada di tengah kota Seoul. Jumat sore hari adalah waktu dimana biasanya mereka menghabiskan waktu bersama. Sebagai mahasiswa semester enam jurusan public relation, senin sampai kamis adalah waktu untuk Mark belajar sekaligus bekerja part-time dan sabtu-minggu adalah hari Renjun, kekasihnya yang tattoo artist bekerja.
Selama berpacaran dengan Renjun dirinya sering ikut ke studio tato milik kekasihnya, melihat dan menemani Renjun bekerja lalu setelahnya mereka akan pergi menonton atau sekedar makan bersama. Lalu malam menjelang paginya mereka akan habiskan waktu di atas kasur untuk saling berbagi kehangatan.
Saking seringnya ia menemani Renjun, ia sering bertemu dan melihat klien kekasihnya yang menangis saat di tato, namun setelahnya tersenyum sumringah merasa puas atas hasil kerja Renjun. Pernah sekali Renjun tawarkan dirinya untuk mendapatkan tato, tapi karna tidak ingin membayangkan rasa sakitnya Mark menolak, Renjun lalu hanya tersenyum tampan sambil mengangguk kemudian mengecup pipinya dan setelahnya tidak pernah menawarkan lagi.
Tapi entah mengapa tiba-tiba ia mendapatkan ide untuk memiliki couple tattoo, sehingga akhir-akhir ini explore instagramnya dipenuhi tattoo ideas. Maka ia katakan itu pada kekasihnya yang sedang membaringkan kepala nyaman di atas pahanya sambil menciumi perutnya sesekali.
“Jangan couple tattoo, kalau cuma tato biasa aku bisa buatkan.”
“Kenapa jangan couple? Kamu gak suka couple-an sama aku?”
Mark menunduk untuk menatap kekasihnya dengan dahi mengerut dan bibir mengerucut tanpa sadar ketika ia lihat renjun hanya terkekeh.
“Bukan gitu, tato itu seperti pilihan hidup. Kamu nggak boleh menyesal setelah memilihnya. Karna seumur hidup gambar itu akan selalu menempel pada tubuhmu.”
“Dan kamu berpikir aku akan menyesal? Why? Kamu mau ninggalin aku dalam waktu dekat?”
“Astaga, sayang. Kamu nih mikirnya kemana-mana deh.”
Renjun bangun dari acara rebahan manjanya untuk menatap Mark dalam.
“Ya aku juga gak mau asal dekorasi tubuhku, semua tato yang ada di badanku ini ada artinya. I love you, tapi jangan sekarang, ya?”
Renjun genggam tangan Mark lalu ia bawa mendekat bibirnya dan mengecupnya lembut.
“You don’t love me that much aren’t you?”
“Probably.”
“Renjun sumpah kamu nggak romantis banget!”
Mark melempar sembarang bantal sofa yang ia jadikan sandaran ke arah Renjun yang sedang tertawa.
“I know, kita bahkan baru resmi jadian enam bulan lalu. Take it easy, darling.”
Renjun berniat untuk tiduran lagi dipahanya namun ia urungkan karna Mark menekuk pahanya tanda tidak setuju.
“Iya tapi kita kenal udah hampir dua tahun?!”
“And you know me so well that i’m not getting used yet to commitment right?”
Mark menatap mata Renjun yang berbicara tanpa beban, ia paham dengan betul seperti apa kisah Renjun bersama mantan kekasihnya terdahulu. Bahkan mungkin mereka tidak bisa dibilang mantan, sebab Renjun tidak pernah mengatakan secara gamblang mereka berpacaran. Renjun pun tidak pernah mengatakan cinta, ia hanya bertemu seseorang yang ingin melakukan seks lalu setelahnya mereka bertemu layaknya teman.
Dalam satu bulan bahkan Renjun akan berganti pasangan tidur lebih dari dua kali dan itu bukan masalah besar baginya. Saat salah satu dari teman tidurnya mulai menyukai Renjun, pria itu akan menghentikan segala macam kontak dan membuang mereka layaknya permen karet yang sudah tidak lagi manis. Begitulah Renjun yang ia kenal.
Awalnya saat Mark dan Renjun bertemu pun hanya sekedar friends with benefit, lalu saat Mark mengatakan ia jatuh hati pada Renjun, pria itu menghilang tanpa sebuah pesan selama satu minggu lebih. Mark berpikir seks terakhir dengan Renjun hari itu juga adalah pertemuan terakhir dirinya dengan sang pria.
Namun satu malam saat Mark pulang lebih malam dari biasanya seusai bekerja paruh waktu, ia melihat Renjun berdiri di depan pintu kostnya sambil merokok. Saat netra mereka bersiborok, Renjun mendekat dan menggenggam tangan Mark lalu mengatakan ia akan mulai mencoba belajar mencintai Mark.
Enam bulan sudah berlalu, Renjun masih berusaha dan Mark masih ingin membantu Renjun belajar. Jadi ia pikir couple tattoos adalah salah satu cara agar Renjun bisa lebih mencintainya. Tapi mungkin cara itu masih terlalu dini, ia harus bersabar lagi untuk beberapa waktu.
“But we can get temporary couple tattoos. It will last for a week and it only have one shape. Would you mind?”
Renjun bicara dengan suara yang tenggelam karna dirinya sibuk mengendus leher Mark dengan hidungnya.
“It’s called kiss mark, bodoh!”
Lalu kemudian Renjun mendorongnya dengan pelan untuk menidurkannya di sofa dan mereka mulai saling memagut dengan kekehan hangat sambil berpelukan.