Chenji
Hari ini Jisung bangun lebih siang, biasanya sekitar jam sebelas pagi dirinya sudah siap untuk brunch, tapi hari ini ia terbangun tepat pada jam satu. Kemarin mereka baru menyelesaikan konser, itu hari yang cukup melelahkan. Jisung bangun dengan keadaan kamar yang sepi, roomatenya, Renjun, entah ada dimana. Ia melangkahkan kaki keluar sembari mengusap wajahnya. Sepi, keadaan dorm hari ini sangat sepi dan ia tidak dalam mood untuk mengganggu penghuni kamar lain. Jadi ia terus berjalan ke belakang, berniat menyegarkan badan dengan mandi.
(2)
Setelah lima belas menit Jisung mandi, ia keluar dengan rambut yang masih meneteskan air dan handuk yang melilit pada pinggangnya. Berjalan sedikit ke arah kamar, ia mendengar suara TV menyala dan ternyata disana ada seseorang yang hari ini entah mengapa, tidak ingin ia lihat, iya, Chenle.
“Oh, Jisung!” mukanya sedikit merah, mungkin karna makanan yang ada di depannya terlalu pedas atau ruangannya yang agak panas? entahlah.
“Kau sendirian?” Tanya Jisung.
Chenle hanya mengangguk.
“Kemarilah, ini terlalu banyak.” Chenle menunjuk ayam krispi asam manisnya.
“Aku pakai baju dulu” Jisung melenggang ke kamar.
(3)
“Daegal?” Jisung sambil mendudukan diri di samping Chenle.
“Bersama mama.”
Jisung tahu, hanya saja ia merasa perlu mengatakan sesuatu.
Hening lagi.
“Oh ya, tadi saat akan naik lift aku berpapasan dengan Renjun dan Jaemin hyung, katanya mereka ingin ke kafe sebentar.”
Jisung hanya mengangguk, berarti Jeno hyung masih ada di kamarnya, akhir-akhir ini hyung itu sedang malas-malasnya keluar rumah. Kemudian mereka berdua lanjut makan dalam sunyi dengan mata yang terfokus pada layar televisi.
(4)
Chenle sesekali melirik orang di sampingnya, ia tahu Jisung sedang tidak dalam kondisi hati yang baik hari ini, tidak, tapi sejak kemarin. Kalau untuk alasan tepatnya ia tidak tau, mungkin kelelahan, mungkin hanya sedang tidak ingin bicara atau mungkin Chenle melakukan kesalahan yang dirinya sendiri tidak sadari, entahlah, yang jelas dirinya peka, dia mengenal Jisung bukan hanya sehari, dua hari. Jadi ia sengaja mengunjungi dorm demi menemui Jisung tanpa bilang-bilang.
“Kamu tahu drama yang lagi hits akhir-akhir ini?” Tanya Chenle memecah keheningan.
Jisung meliriknya sekilas dan menggeleng.
“Judulnya sweet home, aku belum menontonnya sih, tapi katanya itu drama bergenre fantasi, melawan monster gitu! Kayaknya seru, kamu mau nonton?”
“Boleh.”
Biasanya Jisung akan sangat heboh penuh reaksi, mengomentari dan bertanya ini itu. Tapi hari ini dia terlihat sangat serius. Chenle memilih drama ini bukan karna ia ingin menontonnya, tentu itu juga sih, tapi tujuan utamanya, agar Jisung mau berbicara dan bercerita banyak hal dengannya.
Dia lalu merapatkan duduknya sehingga bahu mereka menempel, melingkarkan tangannya di lengan Jisung dan meletakkan kepalanya di pundak yang sedikit lebih bidang darinya. Jisung hanya meliriknya sekilas, kemudian menggenggam jari-jarinya sambil mengelusnya lembut.
Chenle tersenyum tipis, yes ini awal yang baik pikirnya.