Mas di mana? – Chenji
Pintu apartemen terbuka dan Chenle menemukan kekasih manisnya sedang duduk bersila di atas sofa dengan tangan yang berlipat di dada, Jisung ngambek. Chenle tersenyum tipis merasa bersalah, menghampiri kekasihnya yang sedang menekuk wajah menatap keluar jendela.
“Hei, Sayang.”
Jisung mendengarnya, tapi dia tidak ingin merespon laki-laki yang dua tahun lebih tua darinya itu. Ia kesal saat bangun di pagi hari dengan badan yang pegal dan sakit tanpa pelukan dari lengan kokoh dan dada bidang kekasihnya.
Lebih kesal lagi saat Jisung melirik dengan ekor matanya kepada Chenle yang sekarang duduk di meja yang berseberangan dengan sofa, mengelus pahanya dengan tatapan yang lembut, meminta maaf.
“Good morning sayangnya, Mas.”
Chenle mengecup bibir Jisung yang cemberut berkali-kaliㅡcara pertama untuk mendapat perhatian Jisung.
“Aku nggak kira kamu bakal bangun sepagi ini, Sayang..”
Mengingat sekarang adalah hari minggu pukul enam pagi, tentu Chenle tidak mengira kekasihnya akan bangun awal. Toh biasanya ketika weekend Jisung selalu akan bergelung di bawah selimutnya lebih lama untuk bangun pada jam sembilan ke atas.
Chenle menggenggam tangan Jisung yang terjatuh di paha laki-laki itu, kemudian membawanya mendekat pada bibirnya untuk kemudian mengecupnya lembutㅡcara kedua agar Jisung mau menatapnya.
Dan berhasil, sekarang Jisung menatap Chenle dengan mata yang berair, Chenle pun memasang wajah memohon meminta maaf.
“Iya maafin Mas yaa, janji nanti nggak ditinggal lagi pagi-pagi. Nanti kalau Mas mau jogging atau ngapain bakal nunggu kamu bangun dulu, suer.”
“..Aku kesel.”
Kalimat pertama Jisung setelah diamnya beberapa menit.
“Aku nggak apa-apa kok kalau hari biasa, tapi kan semalem.. semalem habis itu, aku nggak suka kalau bangunnya nggak dipeluk Mas..”
Kemudian Jisung menitikkan air mata kesalnya.
“Oh.. Sayangku.”
Chenle duduk di samping Jisung tanpa melepas genggaman tangannya lalu menepuk pahanya, Jisung yang mengerti perlahan mengubah posisinya untuk duduk di pangkuan Chenle, kemudian menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher Chenle.
“Iya mas nakal banget ya, maafin mas ya, Sayang?”
Chenle mengelus punggung Jisung yang lebar dan tersenyum saat merasakan kepala kekasih manisnya yang mengangguk pelan.
“Mas..”
“Hm?”
“Kamu bau..”
Chenle tertawa. “Ya kan aku habis jogging, yauda aku mandi dulu.”
Chenle mengelus pinggang Jisung untuk memberi kode agar kekasihnya itu bergerak pindah, namun bukannya melepas pelukan Jisung malah semakin mengeratkannya.
“Gapapa, aku suka.”
Chenle terkekeh sambil membalas pelukan Jisung tidak kalah erat, ia memang merasa bersalah meninggalkan Jisung yang sedang tidur, namun sepertinya ide itu tidaklah buruk. Karna toh Jisungnya jadi semakin manja.
“Nanti kita brunch di hotel yang kamu mau itu, ya?”
“Hu’um.”